News Update :
Home » » Remaja Putri Harus Pandai Memasak

Remaja Putri Harus Pandai Memasak

Senin, 28 Mei 2012 04.01

Memasak memang merupakan kegiatan yang sudah tak asing lagi bagi kaum ibu. Tapi entah bagi remaja perempuan masa kini. Intensitas dan kualitas memasak dari remaja putri banyak dipertanyakan di masa kini.
Fenomenanya kini, tak sedikit dari remaja putri yang mulai jarang memasak, bahkan tidak pandai memasak. Rofianisa Nurdin, misalnya. Remaja putri asal Bandung ini mengaku hanya memasak sekali dalam seminggu. Hal ini dikarenakan kesibukannya kuliah dan aktif di berbagai kegiatan. Begitu pula Syahriani Syam Nasution yang kini baru mulai bekerja, memasak dua kali dalam seminggu. Namun, Shabrina Farina Alfi, yang kini sibuk menyelesaikan skripsinya, mengaku biasanya setiap hari memasak tetapi kalau ia sedang di rumah, tidak di kos-kosan.
Menurut Syahriani Syam Nasution, kini remaja putri banyak yang malas memasak karena ada junk food yang mudah didapat dna terjangkau harganya. Namun, walau bagaimanapun, semua setuju bahwa remaja putri harus pandai memasak.
"Memasak itu seperti basic life requirement untuk perempuan. Tidak perlu pandai, hanya perlu mengerti dasar, apalagi kalau mau berkeluarga. Belajar masak sekarang mudah dengan akses internet dan sumber informasi di mana-mana," jelas Rofianisa Nurdin. "Memasak sudah kewajiban perempuan," tambah Shabrina Farina Alfi. Bagi Shabrina, setinggi apapun pendidikan perempuan, banyak pun hartanya, atau profesi apapun yang digelutinya, perempuan tetap harus bisa memasak.
Hal ini disetujui Syahriani Syam Nasution. Bagi Syahriani yang kini menetap di Medan ini, seenak apapun makanan di luar, masakan kita tentu lebih diinginkan keluarga serta terjaga gizi dan kebersihannya.
Pengalaman dan pelajaran memasak umumnya mereka dapatkan dari ibu. Selain ibu, petunjuk dari buku-buku resep, internet, dan teman-teman juga membantu mereka dalam belajar memasak. Untuk urusan belajar memasak ini, teman-teman kita ini punya kisah menarik.
Syahriani Syam Nasution pernah gagal dalam membuat masakan. "Waktu itu pertama kali masak kue yang pakai bahan agar-agar. Terus, karena salah takarannya, agar-agar itu akhirnya terlalu encer sampai satu hari nggak beku-beku juga. Padahal udah buat dalam porsi banyak," ingatnya.
Rofianisa Nurdin juga mengingat-ingat pengalamannya yang tak terlupakan dalam memasak. "Aku pernah ikut lomba memasak di kampus. Jurinya Farah Quinn, loh!" cerita Rofianisa yang akrab dipanggil Opi ini.
Sedangkan, Shabrina Farina Alfi pernah menangis diam-diam karena masakannya tak bisa dimakan. "Waktu itu, mamaku harus dirawat di rumah sakit karena melahirkan. Aku masak buat papa dan adek. Itu benar-benar gagal dan mereka nggak jadi makan. Aku merasa bersalah dan menangis diam-diam di dalam kamar," kisahnya.
Bagaimana denganmu? Mumpung hari Minggu, ajak ibu dan saudara perempuanmu. Yuk, kita memasak!
YOU MIGHT ALSO LIKE

0 komentar:

 

© Copyright ALRILLA.COM 2010 -2011 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.